Saturday, December 1, 2007

Banjir!!

"Banjir dan kedewasaan rakyat"
gagat sukmono

Kerakusan "jakarta"terpaksa harus dibayar mahal oleh pemerintah dan juga rakyat di daerah-daerah yang tergenang banjir air pasang di bbrp wilayah di jkt bbrp waktu lalu.
Sayang sekali,uang sejumlah 1,2 triliun(sumber:metro TV),jumlah yang sangat tidak sedikit itu harus diusahakan mengucur hanya untuk mendanai pengerukan sampah-sampah yg tergenang di wilayah banjir tsb.,belum lagi ditambah kerugian hancurnya tambak2 ikan dan udang siap panen ,rusaknya jalan,jebolnya tanggul dipesisir pantai,kemacetan jalan,terganggunya aktifitas pasar,terganggunya aktifitas bandara soekarno hatta dan masih banyak kerugian material lain yang dirasakan oleh masyarakat di daerah itu.
Terasa miris mendengarnya,buang-buang duit hanya untuk "ngeruk sampah",lah kenapa musti miris?gimana enggak,lha wong itu semua juga diakibatkan ulah masyarakat jakarta yang mempunyai "tradisi"membuang sampah ke sungai.tradisi"mata jadi ijo"alias rakus terhadap pengerukan tanah kosong,tradisi"pengrusakan hutan bakau" didaerah pesisir..
Kalo mengamati hal ini ada kata dlm bhs jepang yng pas utk mengistilahkannya yaitu"mujyun"yang ditulis dngn kanji tombak dan tameng,yg kalo diartikan dlm bhs indonesia berarti bertolak belakang atau berlawanan.Knp begitu?
Anda masih ingat bagaimana masyarakat yg dimotori oleh mahasiswa mulai thn 1998 berteriak2 mendengungkan REFORMASI?,yang tak lain adalah usaha guna tercapainya kesejahtaraan masyarakat,anda jg mungkin masih sering mendengar bagaimana pedasnya kritikan rakyat kepada pemerintah di saat dana bencana telat turun.
Tetapi kelihatannya masyarakat masih terlalu sibuk mengata2i besarnya "semut"nun jauh di sana,sementara"gajah"di depan matanya tak nampak olehnya.Tidak ada pembelaan saya sedikitpun terhadap "amoralisme"yg dilakukan para sebagian pejabat pemerintah.Saya hanya ingin menekankan sudah selaiknya masyarakat juga bersikap subyektif dan sedikit dewasa.
Coba saja dipikir,lha yang buang sampah ke sungai ya masyarakat sendiri,yg ngerusakin hutan bakau di pesisir pantai?masyarakat juga,lantas kalo air laut pasang,hutan bakau sudah rusak trus air menjebol tanggul kemudian air menggenangi rumah dan kampung dan ga bisa mengalir karena sampah2 yg menumpuk?masyarakat menyalahkan siapa??
ya siapa lagi kalo bukan pemerintah,ada saja kritikan thdp pemerintah,pembangunan tanggul yg kurang tinggi,pengaturan sampah yg kurang baik,pengairan sungai yg kurang terkoordinir,etc,mungkin masih banyak yg lain.Lantas kapan rakyat bisa bersikap kooperatif demi pembangunan?kapan bisa dewasa melihat kekurangan dalam diri sendiri?
Lha trus,apa ga ada upaya pemerintah dalam menyikapi dan mewaspadai air pasang kali ini?sedikitnya ada
usaha,dr sumber metro TV yg saya ikuti pagi ini(2 des `07),akan adanya pasang air laut pada bulan2 ini sudah jauh sebelumnya disampaikan oleh badan meteorologi nasional kepada masyarakat,namun sayang,kepercayaan masyarakat thp badan2 tsb masih sangat tipis.(Dalam hal ini sosialisai oleh pemerintah harusnya lebih ditingkatkan),ya akibatnya,anda bisa menyaksikannya langsung,atau mengikuti melalui media:D
Semua takdir Allah,sudah ada yang menggariskan,benar sekali..tetapi Allah juga menurunkan hukum sebab akibat terhadap segala sesuatunya,adakah perbuatan buruk dapat berakibat baik??
Di salah satu ayatnya Allah berfirman,
yang artinya"telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,agar mereka kembali(ke jalan yang benar).(QS;Ar-ruum :41)

Solusi,sudah gamblang dan sangat jelas sekali,cara satu2nya mengatasi semua itu adalah kembali ke jalan yang benar,menjadi seorang muslim yg baik..menjaga lingkungan,bertanggung jawab,maka insyaAllah ada ketentraman dibalik itu.
serius amat:D

maaf jika ada yg tidak berkenan.

No comments: